Rabu, 09 Maret 2011

Orgnasasi Pramuka Indonesia di seputaran tahun 1920-an.

Pungkas Di Sebut pada Konfrensi Pramuka Dunia

Pungkas Tri Baruno disebut di Konferensi Kepanduan Sedunia

Jeju, Korsel (15/7), Nama Pungkas Tri Baruno, Pramuka Penegak yang meninggal dunia setelah berhasil mencapai puncak Gunung McKinley di Alaska, Amerika Serikat, dan bersama rekannya, Hartman Nugraha, mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Gerakan Pramuka, disebut-sebut dalam Konferensi Kepanduan Sedunia ke-38 yang berlangsung di Jeju Convention Center, Pulau Jeju, Korea Selatan (Korsel).
Informasi tersebut disampaikan salah satu delegasi Gerakan Pramuka pada Konferensi Kepramukaan Dunia di Korea Selatan, Berthold DH Sinaulan.
Dikatakan bahwa, dalam konferensi yang dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Korsel, Han Seung-soo, Senin (14/7) malam waktu setempat, nama Pungkas dicantumkan dalam daftar "Gone Home". Suatu daftar para tokoh pandu dari seluruh dunia yang meninggal dunia antara kurun 2005 - 2008, setelah Konferensi Kepanduan Sedunia ke-37 di Tunisia pada 2005.
Selain Pungkas, ada dua tokoh Gerakan Pramuka lainnya yang dicantumkan dalam daftar itu. Mereka adalah almarhum Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, yang meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat di Yogyakarta beberapa waktu lalu, dan almarhum Laksamana Pertama (Purn) Sundoro Syamsuri, mantan Wakil Ketua Kwartir Nasional masa bakti 1998-2003, yang meninggal dunia karena sakit.
Berthold DH Sinaulan sebagai Pb. Andalan Nasional Gerakan Pramuka   menyampaikan bahwa pihak World Organization of the Scout Movement (WOSM), organisasi kepanduan sedunia menyebutkan, "Their service to scouting will be forever remembered (Pelayanan mereka untuk kepanduan akan selalu diingat)." WOSM juga menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.

Humas KN
Last Updated ( Friday, 18 July 2008 )

Kwarnas Standarisasi Pembina Pramuka

PALEMBANG - Untuk meningkatkan kualitas para pembina pramuka terutama yang berada di gugus depan (Gudep), mulai tahun 2011, Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka akan memberlakukan standarisasi dan sertifikasi para pembina pramuka.
Untuk memenuhi standarisasi itulah saat ini digelar Kursus Mahir Dasar (KMD) Pembina Pramuka di seluruh Indonesia. Di Palembang, KMD dipusatkan di gedung PSBB Kompleks MAN 3 Pakjo dan diikuti 110 peserta utusan Kwartir cabang se-Sumsel.
pPeningkatan kualitas para pembina melalui KMD ini merupakan satu langkah maju untuk melakukan standarisasi para pembina Pramuka ke depan,” tegas Sekretaris Jendral Kwartir Nasional, Joedyaningsih saat membuka KMD, Senin (22/11).
Dengan standarisasi tersebut, nantinya para pembina yang tidak memenuhi kualifikasi sebagaimana yang dibutuhkan akan tersisih dengan sendirinya.
“Jadi, para pembina di gudep-gudep menjadi ujung tombak majunya Gerakan Pramuka,” kata Kak Joedy, begitu dia biasa disapa.
Wakil Gubernur H Eddy Yusuf yang juga Wakil Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Sumsel, kepada wartawan meyakinkan bahwa pramuka berperan sangat besar bagi pembinaan dan pendidikan karakter generasi muda.
“Para Pembina Pramuka harus bekerja keras untuk membina karakter anak-anak kita agar nantinya menjadi pemimpin yang unggul. Memang tidak mudah dan ini butuh proses dan kesabaran. Tetapi saya yakin kakak-kakak Pembina Pramuka bisa melakukan itu,” kata Edy Yusuf.
Sedangkan Ketua Kwartir Daerah Sumsel, H Abdul Shobur berharap, dengan KMD ini, pembina Pramuka di Sumsel semakin banyak, sehingga pembinaan dan pendidikann pramuka makin maju dan berkualitas. (afi)

Selasa, 08 Maret 2011

Pramuka pun Jaga Masjid Nabi

MADINAH  -- Jangan remehkan Pramuka. Di Arab Saudi, Pramuka pun punya banyak peran, apalagi di musim haji seperti sekarang ini. Pemerintah Arab Saudi telah mengerahkan Pramuka (Kassyafah) untuk menjaga setiap sudut kawasan Markaziyah atau kompleks Masjid Nabawi, Madinah.

Mereka berjaga-jaga bersama ribuan personel keamanan yang terdiri atas polisi (syurtoh), askar (pamong praja). Para petugas keamanan ini, tersebar di jalan-jalan sekitar masjid, pintu gerbang masjid, halaman masjid dan di dalam masjid.

Bila musim haji tahun sebelumnya, jalan-jalan di luar Markaziyah kira-kira sejauh 500 meter dari Masjid Nabawi sepi dari petugas pengamanan, kini sejumlah pamong praja ataupun Pramuka selalu bersiaga di tiap perempatan jalan. Jumlah mereka menjadi berkali-kali lipat ketika menjelang dan sesudah pelaksanaan salat wajib.

Makin mendekati masjid jumlah petugas pengamanan makin banyak. Tepat di depan gerbang Masjid Nabawi, beberapa jenis mobil polisi terparkir lengkap dengan belasan personelnya. Para petugas ini bertugas mengatur lalu lintas dan membantu para calhaj menyeberang jalan.

Para pramuka yag berjaga itu umumnya berasal dari sekitar kota Madinah saja. Mereka dikoordinir dari sekolah-sekolah Mutawassitoh dan Tsanawiyah (Tsanawiyah dan Aliyah) di seluruh kota Madinah. Rata-rata anak-anak sekolahan ini memiliki kemampuan berbahasa dan tatakrama yang lebih baik daripada para tenaga pamong praja, bahkan daripada para polisi Madinah sendiri.

Anak-anak pramuka ini, biasanya tampak berseri-seri membantu jamaah. Mereka bahkan tidak enggan mengantarkan para jamaah yang tersesat hingga ke pos-pos negara setempat.

Selama bertugas membantu jamaah haji ini, para pramuka mendapatkan insentif dari pemerintah sebanyak 2.500 riyal atau kira-kira Rp 6.250.000 untuk masa tugas musim haji.

Musim haji kali ini penjagaan memang ketat. Di pintu masuk masjid, jumlah penjaga dari Hai`ah Amar Ma`ruf Nahi Munkar (seksi urusan amar ma`ruf nahi mungkar) tampak bertambah banyak. Mereka bahkan menjadi lebih galak dibanding biasanya. Tas-tas jamaah digeledah dan bila ditemukan kamera atau atau barang terlarang, maka jamaah dilarang masuk masjid.

Banyak tenaga keamanan ini didayangkan dari kota-kota sekitar Madinah seperti Tabuk dan Thaif. Bahkan di antara mereka juga terdapat pamong praja musiman yang hanya bertugas di Masjid Nabawi saat musim haji saja."Saya sejak dua hari lalu di sini. Kami akan bertugas selama 3 minggu mengamankan para jamaah haji," kata Umar bin Mas`ud, salah seorang pamong praja yang diperbantukan dari Tabuk. Mas`ud mengaku diperbantukan musim ini dari Tabuk bersama 150 anggota Pamong Praja musiman lainnya.(sumber berita:http://www.tempointeraktif.com)

SBY Di Bumi Perkemahan Seulawah Aceh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan agar di era globalisasi, modernisasi, dan reformasi ini ada satu hal yang tidak boleh luntur yaitu kesetiakawanan, kebersamaan, dan ketenggangrasaan sebagai bangsa. “Kita tidak boleh menjadi bangsa atau manusia egois, individualistis, tidak tenggangrasa, tidak memikirkan sesama apalagi kaum duafa. Pertahankan nilai-nilai luhur dengan semangat tolong menolong, bantu membantu, berat sama dipikul ringan sama dijinjing,” kata SBY.

Pesan tersebut disampaikan Kepala Negara dalam pidatonya ketika membuka Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) VII 2010 di Bumi Perkemahan Seulawah, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Selasa (30/11).

Kehadiran SBY ke Bumi Perkemahan Seulawah dan membuka PWN VII merupakan rangkaian kunjungan kerjanya selama dua hari ke Aceh yang dimulai Senin (29/11).

Dalam pidatonya di hadapan 8.000 lebih Pramuka Penegak/Pandega dari 30 Kwartir Daerah (Kwarda) di Indonesia, Presiden SBY mengatakan dirinya sangat senang karena di depannya berdiri tunas-tunas muda generasi penerus bangsa yang tengah mengalami proses pembinaan sebagai calon-calon pemimpin negeri ini 20-30 tahun ke depan. “Gerakan Pramuka memiliki keunggulan dalam pembinaan kaum muda generasi penerus bangsa. Melalui gerakan Pramuka kita dapat mengajarkan nilai-nilai luhur dalam mendidik kaum muda menjadi manusia unggul, mandiri berdaya saing, dan berakhlak mulia,” kata Presiden.

Pemerintah, lanjut Presiden, memberikan perhatian yang besar dengan mendorong revitalisasi Gerakan Pramuka sejak beberapa tahun lalu. “Alhamdulillah melalui revitalisasi Gerakan Pramuka kita telah berhasil mendorong lahirnya UU Gerakan Pramuka pada 26 Oktober 2010. UU Gerakan Pramuka mengamanatkan kepada kita agar pendidikan kepramukaan bersifat mandiri, sukarela, dan nonpolitis dengan menjunjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.

Alokasikan dana
Dalam salah satu pesannya, SBY meminta para gubernur, bupati, dan walikota di seluruh Indonesia untuk memberikan perhatian, komitmen, dan dukungan sumber daya dengan mengalokasikan dana untuk kegiatan kepramukaan di wilayah masing-masing. Sedangkan khusus kepada jajaran Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka diharapkan segera menindaklanjuti UU Gerakan Pramuka dengan melakukan penyesuaian AD/ART Gerakan Pramuka sebagaimana yang juga disampaikan Ketua Kwarnas, Azrul Azwar. “Sosialisasikan UU Gerakan Pramuka kepada segenap komponen bangsa,” pesan Presiden.

Pada kesempatan itu, SBY juga menyampaikan pesan kepada keluarga besar Gerakan Pramuka di seluruh Indonesia untuk bersama-sama merawat, menjaga serta melestarikan lingkungan. “Kita ingin tanah air kita selamat, bumi kita selamat, masa depan kehidupan manusia sejagat termasuk di negeri ini juga selamat. Marilah bersama-sama mencegah kerusakan lingkungan. Gerakan Pramuka juga harus menjadi pelopor di dalam gerakan menanam dan memelihara pohon,” tandas SBY.

Presiden SBY bersama Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu tiba di Seulawah Scout Camp pada pukul 09.00 WIB setelah melakukan perjalanan darat sekitar satu jam dari Kota Banda Aceh. Rangkaian kegiatan pembukaan berlangsung hingga pukul 10.40 WIB dan selanjutnya Kepala Negara kembali lagi ke Banda Aceh lewat darat untuk selanjutnya terbang ke Jakarta.

Bergairah
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan, semangat kepanduan di provinsi ini mulai bergairah kembali, seiring dengan membaiknya situasi keamanan dalam tiga tahun terakhir. “Tidak hanya anggota Pramuka yang bertambah, tetapi aktivitasnya juga meningkat dalam tiga tahun terakhir,” kata Irwandi dalam sambutannya pada pembukaan PWN 2010 di Seulawah Scout Camp.

Gubernur membeberkan sejumlah prestasi Pramuka Aceh di bawah kepemimpinan Ka Kwarda Muhammad Nazar. “Merupakan kebanggaan bagi kami, setelah beberapa kali utusan Pramuka Aceh diundang untuk menghadiri even di pentas internasional, seperti Jambore Ke-26 se-Asia Pasifik di Filipina (2009) dan kami juga mengirim anggota Pramuka ke Korea Selatan tahun 2010,” sebut Irwandi.

Dia tambahkan, anggota Pramuka Aceh juga mewakili Indonesia untuk kegiatan Boy Scout of America (BSA) National Scout Jamboree di Washington DC, Amerika Serikat. “Insya Allah, pada Juli 2011, sebanyak 18 putra-putri Pramuka Aceh akan mengikuti Jambore Internasional di Swedia,” kata Irwandi disambut aplusan peserta PWN 2010.

Bantuan pusat
Ka Kwarda Pramuka Aceh, Muhammad Nazar yang juga Ketua Panitia PWN VII 2010 mengharapkan Pemerintah Pusat membantu pendanaan bagi kelanjutan pembangunan Seulawah Scout Camp di Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh.

“Kami berharap arena perkemahan itu nantinya bisa dijadikan untuk berbagai kegiatan, baik bersifat lokal, nasional maupun internasional. Karena itu diperlukan bantuan pendanaan untuk membangun infrastruktur pendukung lainnya,” kata Muhammad Nazar yang juga Wagub Aceh.

Nazar menyebutkan, Pemerintah Aceh telah mengalokasikan dana miliaran rupiah untuk membangun berbagai infrastruktur di Seulawah Scout Camp. “Anggaran yang dikucurkan Pemerintah Aceh tentunya belum mencukupi untuk pengembangan Seulawah Scout Camp. Kami perkirakan masih dibutuhkan banyak anggaran untuk kelengkapan berbagai infrastruktur di areal tersebut,” katanya.

Menanggapi berbagai prestasi yang diraih Pramuka Aceh dalam tiga tahun terakhir, Muhammad Nazar mengatakan, prestasi itu tidak diraih dengan serta merta tetapi berkat kerja keras dan semangat kebersamaan. “Sudah puluhan tahun Pramuka Aceh seperti mati suri, kini dia bangkit dan mengukir sejumlah prestasi tingkat nasional maupun internasional,” kata Nazar kepada wartawan di Seulawah Scout Camp, kemarin.

Klarifikasi
Dalam pernyataan khususnya kepada Serambi, Nazar mengklarifikasi laporan Ka Kwarnas Gerakan Pramuka yang disampaikan pada pembukaan PWN 2010. “Ka Kwarnas melaporkan data jumlah peserta PWN 2010 sebanyak 4.000-an orang. Yang benar menurut pendataan kita mencapai 8.000 lebih Pramuka Penegak/Pandega (umur 16-25 tahun) dari seluruh Indonesia,” kata Nazar meluruskan.

PWN 2010, lanjut Nazar adalah kegiatan pertama secara nasional di Aceh sepanjang sejarah Pramuka dan sekaligus kegiatan nasional pertama pascapenetapan UU Pramuka sekitar tiga pekan lalu. “Keberhasilan kita menghadirkan Presiden SBY dan para menteri untuk membuka kegiatan kepramukaan juga belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Pramuka Aceh,” demikian Nazar.

Sejarah Hidup Lord Bodden Powell

Pencetus berdirinya Gerakan Pramuka sedunia adalah Lord Bodden Powell. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 Februari 1857 di London, Inggris. Nama sesungguhnya ialah Robert Stepenshon Smyth. Ayahnya adalah seorang Profesor Geometri di Universitas Oxford bernama Boden Powell yang meninggal ketika Stepenshon masih kecil.Lahirnya pendidikan Gerakan Pramuka diilhami oleh pengalamanpengalaman semasa hidupnya diantaranya adalah :a. Ditinggal ayahnya sejak kecil dan mendapat pembinaan watak dari ibunya.b. Latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olahraga dan lain lainnya didapat dari kakak-kakaknya.c. Boden Powell sangat disenangi teman-temannya karena selalu gembira, lucu, cerdas, suka bermain musik, bersandiwara, mengarang dan menggambar.d. Pengalaman di India sebagai Letnan Ass (pembantu Letnan) pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang. Dan ditemukan di puncak gunung, serta keberhasilan melatih panca indra kepada Kimball O’Hara.e. Pengalaman terkepung Bangsa Boer di Kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.f. Pengalaman mengalahkan Kerajaaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.Semua pengalaman hidupnya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul ‘Aids to Scouting’. Buku ini sebenarnya berisikan petunjuk petunjuk kepada tentara muda inggris agar dapat melakukan tugas penyelidikan dengan baik. Buku ini sangat menarik bukan hanya bagi para pemuda bahkan juga orang dewasa.Seorang pemimpin Boys Brigade di Inggris yang bernama tuan William Smyth meminta beliau untuk melatih anggotanya sesuai dengan cerita-cerita pengalaman beliau yang terdapat dalam buku ‘Aids to Scouting’. Akhirnya dipanggillah 21 pemuda dari Boys Brigade dari berbagai wilayah negeri Inggris untuk diajak berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Pada tahun 1901 beliau meminta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jendral. Pada tahun 1929, beliau mendapat titel Lord dari Raja George. Beliau menikah dengan Olave St Clair Soames dan dianugrahi 3 orang anak. Beliau meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.